ISRAEL DAN KETAKUTANNYA
The INDEPENDEN’S – Weblog – Menteri Peperangan Rezim Zionis Israel, Ehud Barak berkunjung ke AS. Hari Jumat (26/2), Barak setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, menyampaikan pidatonya di Lembaga Kebijakan Timur Dekat Washington, mengatakan, “Menurut Israel, program nuklir Iran berdampak pasti bagi seluruh penjuru dunia.”
Ehud Barack seraya mengklaim bahwa Iran tengah menghadapi konflik internal, juga mendukung kebijakan Barack Obama yang memberikan sanksi lebih berat terhadap Republik Islam Iran. Sambil menyinggung perbedaan pendapat Washington dan Tel Aviv dalam memandang perkembangan terakhir di dalam negeri Iran, Ehud Barack mengatakan, “Israel membutuhkan koordinasi luas dengan AS.”
Menteri Peperangan Israel secara transparan mengapresiasi dukungan Inggris dan AS. Ditegaskannya, “Tanpa dukungan AS, Inggris dan sejumlah negara lainnya, nama Israel tak akan bertahan lama di lembaran geografi politik.”
Tak diragukan lagi, dampak buruk kekalahan Israel dalam perang 33 hari Lebanon dan perang 22 hari Gaza tak akan terlupakan dalam benak Ehud Barak, bahkan dalam sejarah Zionis. Kekalahan di Lebanon dan Gaza telah menjadi mimpi buruk untuk selamanya bagi para pejabat Tel Aviv. Para pejabat Israel berulangkali mengancam Iran. Intimidasi itu juga mendapat dukungan penuh dari Washington. Para pejabat AS berulangkali menyatakan bahwa Gedung Putih pada batas-batas tertentu, mendukung keputusan-keputusan Israel.
Pada saat yang sama, Zionis Israel mempunyai lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan merupakan ancaman serius bagi kawasan, bahkan dunia. Pada dasarnya, Zionis Israel di kawasan berperan sebagai kekuatan strategis AS. Tak dapat dipungkiri pula, pengokohan Zionis Israel merupakan kebijakan tetap AS yang tak dapat ditawar.
Menurut para analis, kunjungan Ehud Barack ke Washington merupakan dampak kekhawatiran serius Tel Aviv akan kunjungan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad ke Suriah.
Penekanan Menteri Peperangan Israel terkait koordinasi serius antara Washington dan Tel Aviv bisa dikatakan sebagai lelucon baru di dunia politik internasional.
Washington dan Tel Aviv selama ini sudah sangat koordinatif dalam menekan Iran. Sekitar dua tahun lalu, Shaul Mofaz yang saat itu menjadi Wakil Perdana Menteri, dalam pidatonya memberitahukan pembentukan komite kerja yang berfungsi mengkoordinasi segala langkah anti-Iran. Uniknya, AS sendiri kewalahan menghadapi Iran. Kemudian, koordinasi apa lagi? (Irb/sbl)