PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Oleh : Zaldy Munir
AGAMA Islam bukanlah agama yang dianut secara turun-menurun. Kebenaran agama Islam diyakini karena sesuai dengan pertimbangan akal sehat. Misalnya, keyakinan tentang adanya Allah selain melalui keterangan dari ayat-ayat Alquran, juga dapat dilihat dari makhluk ciptaan-Nya yang beraneka ragam dan unik. Akal sehat meyakini, bahwa alam nyata ini tidak terjadi dengan sendirinya, tentu ada penciptakan, yakni Allah.
Allah menciptakan alam semesta ini untuk kesejahteraan umat manusia. Manusia disuruh untuk mengelola alam ini agar dapat dimanfaatkan guna keperluan hidup mereka. Untuk mengelola alam ini tentu saja diperlukan akal. Allah menyuruh manusia menggunakan akalnya.
Islam juga menghendaki umatnya untuk memiliki ilmu pengetahuan, baik ilmu pegetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum. Dalam pandangan Islam, ilmu itu tergolong suci. Ilmu merupakan barang yang sangat berharga bagi kehidupan seseorang, Ilmu itu bagaikan lampu atau cahaya. Bahwa tidak dapat seseorang berjalan di malam yang gelap, kecuali dengan lampu. Demikian pula halnya, tidak dapat seseorang membedakan yang baik dengan yang buruk, kecuali dengan ilmu.
Pada zaman Nabi Muhammad Swt. pada permulaan abad VII Masehi negeri yang terjauh yang terkenal di Arab adalah Cina tempat asal barang-barang mewah seperti kain sutra, porselin atau keramik. Ilmu itu amatlah luas. Jika dipelajari tidak pernah akan selesai. Selama bumi masih berpurtar, selam hayat di kandung badan, selama itu pula manusia memerlukan ilmu pengetahuan. Islam tidak hanya cukup pada perintah menuntut ilmu, tetapi menghendaki agar seseorang itu terus-menerus, melakukan belajar.
Manusia hidup di dunia perlu senantiasa menyesuaikan dengan alam, dan perkembangan zaman terus berkembang, maka manusia akan tertinggal oleh zaman, sehingga tidak dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman. Ilmu dunia yang terlalu luas ini memungkinkan manusia tersesat. Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan ilmu agama untuk memilih dan memilih mana yang baik dan yang benar, untuk mengetahui mana yang haram dan mana yang halal.
Untuk menjadikan kebudayaan yang islami maka jadikanlah Alquran dan Sunnah sebagai sumber atau dasar dalam menentukan status undang-undang dan hukum tindakan tersebut.
Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengonseptulisasikan fenomena-fenomena alam dalam sebab-sebabnya, dalam uruan-urutan sebab akibat dan mencari asas-asas umum. Suluruh proses ilmu pengetahuandari 3000 tahun terakhir ke arah kepastian. Sebab-sebab simbolis atau mitologis makin lama makin di ganti oleh sebab-sebab yang pasti yang dapat di ferivikasikan. Dengan itu manusia menemukan tata tertib objektif dalam kosmos yang “pretictable” : kejadian yang akan datang dapat di hitungkan sebelumnya dan demikian di bimbing, dipergunakan atau dihalang-halangi menurut keperluan yang lebih mendesak. Allah menyuruh manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, seperti ilmu alam, ilmu pasti, ilmu-ilmu sosial dan budaya serta teknologi.
Firman Allah :
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Faatir : 27-28)
Ilmu agama, seperti Ilmu tauhid, ilmu tafsir, ilmu hadits, serta ilmu akhlak mengantarkan manusia dapat memahami agama Islam dengan benar dan meyakininya, mengamalkannya dengan ikhlas, berakhlak mulia dan perbuatan-perbuatan baik lainnya. Dengan demikian, apabila di suatu masyarakat yang penduduknya memiliki pengetahuan agama yang baik, maka biasanya suasana pada masyarakat yang demikian itu aman dan tentram.
Ilmu pengetahuan umum yang berhubungan dengan masalah-masalah keduniaan juga manfaatnya bagi masyarakat tidak berbeda dengan manfaat ilmu agama, asalkan digunakan sejalan dengan tuntunan agama. Manusia dengan akalnya diberikan oleh Allah kemampuan untuk menyerap sejumlah ilmu pengetahuan, walaupun hanya sedikit saja dibandingkan dengan kesempurnaan ilmu Allah, akan tetapi tetap harus berpegang kepada kebenaran untuk mencari ridho Allah SWT.■
ya, memang terintegrasi antara Islam dengan pengetahuan. Tidak ada dikotomi. Hanya saja memang, kita yang malas berburu pengetahuan
Ping balik: PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU PENGETAHUAN | www.irwanistiqamahfm.wordpress.com
Ping balik: PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU PENGETAHUAN » Badan Dakwah Islam
Tulisanya bagus… Islam memang selalu menghargai Ilmu pengetahuan, bahkan seorang muslim wajib menggunakan akalnya dalam memahami Islam… http://imtaq.com/islam-dan-ilmu-pengetahuan/
mantep sob,,
apakah agama itu duluan muncul daripada ilmu pengetahuan ataukah agama itu sebuah pemikiran manusia?
Muslim selalu gembar gembor bahwa ilmu pengetahuan yang membuat Barat menjadi maju sekarang ini berasal atau bahkan dicuri dari kebudayaan islam. Sekarang semua orang tahu bahwa yang namanya ilmu pengetahuan itu gak mungkin dicurilah, kalo diadopsi mungkin sekali. Tapi kalau dicuri, apakah ilmu pengetahuan itu seperti barang yang ditutup di satu tempat lalu begitu diambil hilang keberadaannya??? Bukankah ilmu pengetahuan berasal dari kegiatan mental yang tidak bisa dicuri??
Sekarang kalau sadar bahwa ilmu pengetahuan itu merupakan hasil kerja mental otak, yg kemudian disebarluaskan dengan cara dituliskan dalam jurnal, buku atau report, bagaimana mungkin islam tidak menyimpan report itu di dalam wilayah kekuasaannya sendiri dulu atau diwariskan dan diteruskan oleh institusi/badan badan dan orang orang yang bisa meneruskan ilmu pengetahuan itu sendiri???
Kalau memang ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yg dikendalikan secara mental, maka begitu ilmu pengetahuan itu diadopsi oleh kebudayaan lain, maka kebudayaan induknya seharusnya tidak harus kekurangan sumber daya manusia untuk meneruskan ilmu pengetahuan itu sebagai bagian dari tradisi dan budaya yang harus dikembangkan dan diwariskan, kemudian menghasilkan buah buah ilmu pengetahuan baru lain yang lebih maju dari sebelumnya kan???? Tapi mengapa tidak terjadi??? Bisanya cuman klaim ilmu pengetahuannya dicuri?? Itu analoginya seperti bilang ” saya gak bisa jawab soal di ujian karena jawaban saya dicontek orang???” Apakah itu logika yang masuk akal???
Terus terang, kebanggaan islam akan pencapaian ilmu pengetahuannya jaman dulu merupakan kebanggaan semu karena jelas terbukti bahwa ilmu pengetahuan itu tidak menjadi bagian dari tradisi dan warisan yang dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Berarti islam sendiri memiliki ilmu pengetahuan yg ditunjang oleh kekayaan khasanah dari daerah jajahannya. Tidak ada muncul ilmuwan-ilmuwan islam dari daerah-daerah yang sebelumnya memang “minus” pencapaian ilmu pengetahuan seperti Afrika Utara, Maroko, Sudan, Tunisia, Bangladesh, Afganistan, Oman, Yaman dan Pakistan. Ilmuwan-ilmuwan “besar” beragama islam berasal dari daerah-daerah yang memang sudah punya sejarah/tradisi gemilang dalam perkembangan ilmu pengetahuan sebelum islam lahir seperti Persia (Iran), Mesopotamia (Irak), Spanyol dan Mesir. Jadi, tak ada kontribusi nyata agama islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Akhirnya, begitu daerah jajahan itu lepas satu persatu, maka klaim itu menjadi gugur karena tidak terbukti menghasilkan kultur yang terwariskan dan infrastruktur science yang menunjang. Memang dalam islam semuanya hanya merupakan label yang disematkan tanpa bukti, hoax….dari dulu….!!!
—-
Setelah Muhammad MATI, islam tidak dapat berhenti perang, karena jika berhenti perang maka antar mereka akan saling bunuh, maka Kalifah menggerakkan perang perampokan keluar Jazirah Arab dan berhasil, masyarakat kaget ada agama PERANG (istilah islamnya adalah JIHAD). Muslim akhirnya dapat menguasai Jalur Sutera yaitu jalur yang peradabannya paling maju di dunia, para cendekia terus berkarya di bawah bendera islam, jadi bukan islam yang memajukan ilmu pengetahuan tetapi karena wilayah yang berperadaban maju DIJAJAH islam, setelah islam tidak dapat memajukan peradaban karena saling bunuh di antara mereka.