PESAN UNTUK SANG PENGUASA
Oleh Zaldy Munir
Duduk bersingkar tegak berpaling.
– wahai para penguasa jangan selalu ingkar terhadap janjinya.
Mulut terlanjur, emas tantangannya.
– janji yang sudah diucapkan harus ditepati.
Kata dahulu ditepati, kata kemudian bercarian.
– segala yang pernah dijanjikan hendaknya ditepati.
Gedang (besar) suap tak mengenyangkan, gedang bungkus tak berisi.
– penguasa yang banyak omong hasilnya tak ada.
Besar hendak melanda, panjang hendak menggilas.
– janganlah mempergunkan kebesaran dan kekuasaanmu dalam menindas rakyat kecil.
Dari bahu hendak ke kepala.
– janganlah setelah diberi kekuasaan sedikit, lalu hendak menguasainya dan bertindak semena-mena.
Baiklah menjadi ayam betina supaya selamat.
– baik jika merendahkan diri supaya jangan mendatangkan malapetaka.
Baik padi segenggam dengan senang hati, daripada padi selumbung dengan susah hati.
– lebih baik hidup sederhana dengan hati yang senang daripada kaya tetapi hasil korupsi.
Ikut hati mati, ikut rasa binasa, ikut mata leta.
– barang siapa hidupnya selalu menurutkan hawa nafsunya saja, awal akhir pasti binasa karenanya.
Gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah.
– wahai para penguasa janganlah kalian saling bermusuhan, nanti rakyat kecil jadi menderita.
Kalau air keruh, limbat pun keluar mencari makan.
– bila terjadi kekacauan dalam negeri, maka para penjahat dan para koruptor mencari keuntungan untuk dirinya.
Bersatu teguh, bercerai runtuh.
– kita kuat kalau bersatu, tetapi lemah kalau berpecah belah.
Intan itu bisa keluar dari mulut anjing sekalipun, akan tetap intan.
– wahai para penguasa kebenaran dan nasihat yang baik harus diterima, meskipun dari siapa saja orangnya.
Ibarat menghela rambut dalam tepung, rambut jangan diputus, tepung jangan berserak.
– putuskanlah perkara yang adil dan bijaksana, agar melegakan yang kalah maupun yang menang.
Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
– pemimpin yang adil disayangi dan dihormati oleh rakyatnya, sedangkan pemimpin yang tidak adil dilawan oleh rakyatnya.