TIGA SERANGKAI MUSUH ISLAM

Oleh : Zaldy Munir

DAHULU peradaban Islam menguasai dan umat Islam menjadi umat pelopor dan pimpinan terdepan. Kehidupan Islam pada awal kecemerlangan peradaban adalah kehidupan yang penuh dengan vitalitas dan pembaruan diberbagai aspeknya. Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan, sastra, pembangunan, kerajinan, dan huruf cetak yang beraneka ragam, serta dibidang-bidang peradaban yang lain.

Sementara itu, kehidupan peradaban Islam dalam beberapa abad terakhir mengalami pembusukan, airnya berubah warna, bau maupun rasanya. Lambat laun negeri-negeri Islam yang dahulu menjadi pelopor peradaban, menjadi ajang kebiadaban, satu persatu Islam menjadi hancur. Para musuh-musuh Islam berbagaimacam cara meraka lakukan untuk meghancurkan Islam, yaitu dengan jalan, Kritenisasi, orientalisme, dan imperaisme. Ini menjadi tiga serangkai musuh Islam.

Kristenisasi, orientalisme, dan imperalisme (penjajahan) menjadi tiga serangkai, yang tidak dapat dipisahkan. Masing-masing mempunyai tugas dan misi untuk menghancurkan umat Islam. Kristenisasi bertugas untuk merusak akidah, orientalisme memporak-porandakan pemikiran Islam, dan penjajahan melumpuhkan lewat fisik. Setalah itu, mulailah kemunduran umat sedikit demi sedikit, hingga berunjung pada stagnasi dan keterbelakangan.

Dalam firman-Nya Allah SWT sudah menegaskan : “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (As-Saff) 8)

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti milah (agama, perilaku, pola pikir, dan lain sebagainya) mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). ”Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah : 120)

Uraian

Kristenisasi

Majalah Media Dakwah sejak 1989 mengungkap ganasnya Kristenisasi dalam rublik “Fakta dan Data”. Semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak misionaris zending telah bekerja keras siang-malam  untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus. Namun, keterperengahan itu tidak mengendurkan upaya Kristenisasi dari pihak salibis. Bahkan, periode setelah Orde Baru lebih menggila lagi. (Hartono Ahmad Jaiz, 2004 : 106)

Pada Orde Reformasi sampai kini (1998-kini) mereka semakin berani melakukan Kristenisasi secara terbuka, bahkan lebih keji. Mereka memutarbalikan arti Alquran dan Hadits. Gerakan Kristenisasi dengan kedok dakwah, ukhuwwah, dan shiratul mustaqim secara gencar dan tersembunyi digerakan dan dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA, yang dipelopori Dr. Suradi Ben Abraham, Kholil Dinata, dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos.

Akidah atau kepercayaan yang sehat ialah menetapkan kedudukan yang sebenarnya bagi manusia dalam hidupanya di alam wujud ini dan mengarahkan langkah yang akan ditempuhnya sesuai dengan waktu dan tempat. Akidah sedemikian itu yang dapat menolong manusia ke arah yang benar dan menggariskan jalan yang lurus baginya. Dengan itu manusia akan terjamin kelurusan pikiran dan perilakunya, perasaan dan perbuatannya serta pendirian dan kehidupannya. Kesemuanya itu akhirnya akan merupakan kesatuan kukuh yang saling melengkapi menuju ke arah sikap yang benar. (Muhammad Quthb, 1996 : 56-57.)

Apabila akidah telah menyelewengkan, maka tidak bisa tidak, manusia akan mengalami keguncangan hidup, tak ubahnya seperti jarum kompas yang menjadi guncang bila arah yang telah ditetapkan teralang oleh sesuatu. Dalam keadaan demikian, akan rusaklah hakikat kemanusiaan manusia dan akan terguncanglah semua langkahnya. Perasaan dan tindakannya, pikiran dan perilakunya, pendirian dan sikap hidupnya, semuanya tidak merupakan kesatuan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya, kesatuan hakikat kehidupannya pun tidak akan tenang dan tenteram, dua hal yang dinikmati oleh manusia yang memiliki akidah yang sehat dan jalan yang benar. (Ibid)

Orientalisme

Ada masalah desain global secara mendunia yang telah dipersiapkan secara berlama-lama, yaitu pendidikan Islam dirancang oleh para orientalis, intelektual antek penjajah. Kini akibatnya, tahu-tahu telah muncul “rasul-rasul baru”, baik dari kalangan yang mengaku dirinya Muslim maupun aktivis kristenisasai tingkat nasional. Yang dirancang sebagai objek sasaran itu adalah umat Islam sedunia, terutama di negeri-negeri Islam.

Fitnah yang menimbulakan keracunan paham para pembaharu yang pada hakekatnya adalah nyebal atau nyeleneh alias aneh bila dilihat dari Alquran dan As-Sunnah, telah ditempatkan pada posisi yang seolah-olah mereka itu adalah mujaddid, setaraf dengan mujtahid. Pengangkatan dan penempatan secara tidak sah itu justru disahkan dengan cara diajarkan di perguruan-perguruan tinggi Islam baik negeri maupun swasta se-Indonesia, bahkan kemungkinan sedunia, terutama studi Islam di Barat. Bukan sekedar sampai tingkat sarjana namun sampai tingkat pasca sarjana.

Kriminalitas di jajaran keilmuan seperti ini tidak langsung bisa dihadang begitu saja, dan tak mudah diinterupsi. Mereka jalan terus dari waktu ke waktu secara sistematis, kelembagaan, berkait berkelindan. Itu masih ditambahi dengan dukungan dan dekengan pemerintah lewat lembaga-lembaga lain, swasta yang mengadakan kerjasama entah itu penelitian atau pembelajaran dan sebagainya. Masih pula disebarkan lewat pencetakan lewat media-media massa, baik cetak maupun elektronik.

Bagaimana kaum revivalis, pemurni agama, dan pemegah teguh ajaran Islam yang punya ghirah Islamiyah mau mencegat, ketika kriminalitas telah menyusup secara sistematis di dunia keilmuan, pendidikan, dan steruktur pemerintah/kelembagaan bahkan media massa ?

Kriminalitas tidak boleh dibiarkan, hukum dimana pun dalam percaturan hidup ini. dalam hal ini, bukan karena para tokoh yang punya pemikiran nyeleneh (aneh) itu sejak semula sosok orangnya merupakan musuh. Bukan. Tetapi karena pemikirannya yang dianggap berbahaya bagi kemurnian Islam, maka harus diambil tindakan. Dan masalahnya sudah menjadi dua :

Pertama, pelontaran pemikiran yang tidak sesuai dengan Islam.

Kedua, para pelontarnya justru diposisikan sebagai pembaharu, yang dalam Islam disebut mujaddid, yang hal itu mendapatkan rekomendasi dari Rasulullah. (Hartono Ahmad Jaiz, 2004 : 219-220).

Jadi pencetus penyeleweng yang seharusnya dihukum, malah diposisikan sebagai orang terhormat, yaitu dianggap sebagai mujaddid/pembaharu. Ini berarti sudah memutarbalikan perkara, yaitu penyeleweng ajaran Islam justru didudukan sebagai pejuang dan pemikir Islam. Inilah kriminalitas yang cukup berbahaya, maka harus diadili.

Dengan demikian inilah “akidah yang berbeda”, yang mengusung akidah rusak berupa paham pluralisme agama, menyamakan Islam dengan agama-agama lain”. Dan anehnya, orang-orang berfaham pluralisme agama itu masih mengaku dirinya Islam, walau diembel-embel menjadi liberal. Padahal fahamnya itu sendiri mengandung penafian Islam, memadamkan Islam dan sekaligus menghancurkan Islam secara perlahan-lahan. Maka antek-antek Yahudi dan Nasrani yang mengaku Muslim tidak rela apabila Islam masih utuh seperti apa adanya. Mereka berupaya keras demi mengikuti kemauan bosnya, maka dipreteli dan dikelupaslah Islam ini, sehingga lepas satu-persatu, tidak tersisa lagi. Hingga Islam tinggal namanya, Aquran tinggal gambar hurufnya.

Terkadang, banyak manusia terlena tapi tidak menyadari bahwa dirinya terlena, atau ia bodoh tapi tidak menyadari bahwa dirinya bodoh, atau bahkan ia tersesat dan menyesatkan tapi tidak menyadari bahwa dirinya tersesat dan menyesatkan, karena barangkali memang demikian Allah telah mengunci mati penglihatan, pendengaran, dan hatinya.

Mereka mengerti dan memahami tentang suatu kebenaran tapi ia tidak mau mengikutinya, meraka mengerti dan memahami tentang suatu larangan tapi meraka juga tidak mau menghidarkannya, padahal sesungguhnya ia bisa dan mampu untuk itu. Meraka cenderung menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan dan ilmunya sebagai hiyasan dan kebanggaan untuk mancari pujiaan dan popularitas dalam kehidupan dunia belaka. Maka yang demikian inilah, pertanda sebuah petaka yang sangat berbahaya bagi umat manusia telah mengancam.

Memang, tidak ada siapa pun yang berhak melarang seseorang untuk berbicara atau berpikir, asalkan perkataan atau pikiran itu adalah bagian dari hak asasi atau paling tidak, itu adalah merupakan potensi yang harus dihargai.

Namun jika sebaliknya; perkataan dan pikiran itu membahayakan orang lain, cenderung menyelewengkan dan melecehkan ayat-ayat Alquran dan Sunnah-sunnah Rasulullah, menghujat para ulama, memutar balikan fakta dan dalil, maka ini bukan lagi hak asasi atau potensi yang harus dihormati, tapi adalah sebuah kezhaliman dan penghinaan yang harus dicegah dan dimusnahkan. Apalagi kalau hal itu dipasarkan dan diobralkan laksana dagangan murahan yang tidak diharapkan darinya, kecuali hanya keuntungan materi yang tidak menyenangkan.

Maka, diperlukan sikap kritis dan obyektif dalam memandang suatu pemikiran atau paham tertentu, terutama yang sudah sering disoroti sebagai sesat, melenceng, atau nyeleneh. Karena bukan tidak mengkin ada sebab-sebab atau maksud-maksud tersembunyi di balik eksistensi suatu paham atau pemikiran. Entah itu karena motifasi duniawi yang ingin mengejar kekayaan harta benda, faktor ambisi kekuasaan, ingin sensasi dan terkenal, hendak memecah belah umat, atau memang dikarenakan ketololan sipemimpin itu sendiri, dan lain sebagainya. Dengan demikian, kita bisa bersikap dewasa dalam mengahadapi paham dan pemikiran yang dianggap nyeleneh, melenceng, sesat tersebut serta tidak mudah tertipu untuk larut tersesat di dalamya.

Imperalisme (penjajahan)

Kaum imperalisme melakukan upaya-upaya yang sistematis agar umat Islam jauh dari ajaran yang sebenarnya; antara lain : agar umat Islam hanya mamahami Islam secara parsial, umat Islam itu cukup ber-Islam di masjid-masjid saja. Di Indonesia sebelum perang Dunia II terdapat badan-badan zending tidak kurang dari 20 buah, dari gereja reformasi, misi Katolik Roma, dan lain-lain. Belanda di Indonesia dengan cara-cara sistematis, memurtadkan umat Islam dengan berbagai cara antara lain (ini dilakukan oleh para penjajah di mana-mana – Belanda sebagai contoh telah melakukan di Indonesia), yaitu dengan mendesak hukum-hukum Islam dengan barat, mengganti hukum Islam dengan Undang-Undang Barat. Karena Islam meliputi dan mencakup segala aspek kehidupan, maka Belanda bekerja keras untuk mengantinya berbagai Undang-Undang.

Karena upaya pembodohan oleh para penjajah berhasil, maka Islam kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai agama Mistik dan Ibadah sempit semata. Ada beberapa sebab, kaum muslim talah jauh dari Islam. Sebab-sebab tersebut sangatlah fundamental, di bawah ini ada beberapa sebab yang sangat baik kita ketahui, mengapa kaum muslimin jauh dari ajaran agamanya :

1. Ketidak Tahuan

Ketika agama Islam meyebar ke berbagai negara, bangsa-bangsa yang baru memeluk Islam pada umumnya tidak mengetahui secara utuh ajaran Islam. Mereka hanya memahami Islam sepotong, Islam menurutnya ialah :

Agama mistik dan ibadah “sempit” saja.

Agama ritual; berhitan, salat, puasa tetapi tidak membuahkan.

Membaca Alquran tidak tahu makna dan artinya, tidak tahu untuk apa Alquran diruturunkan. Mereka buta sama sekali ajaran Islam yang sebenarya, ternyata ajaran Islam memendam sumber vitalitas, sumber energi dan dinamika. Sangat sedikit umat Islam yang memiliki pengetahuan agama secara meyeluruh. Penjabaran ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari kosong, miskin amal.

Kalau sudah demikian, berarti orang-orang bodoh yang bercokol dalam agama Islam, orang demikian tidak mau berpikir, tetapi hanya menghayal agama itu sesuai dengan kebodohannya.

2. Tumbuh dengan Suburnya Paham Syncretisme

Akibat dari imperialis, yang kenyataanya memang mereka lebih unggul dari teknik dan ilmu pengetahuan, timbullah gejala menyendiri, dan kaum Muslimin kembali ke dunia mistik Hinduisme dan Pantheisme, animisme yang serba roh.

Di Indonesia kita mengenal banyak sekali aliran gado-gado, hasil campusari seperti: Islam Sejadi (Cirebon) yang anti Islam, agama Budha Wisnu Jawi (jawa Timur), Badan Kebatinan Indonesia yang berpusat di Solo, agama Pangestu juga di Solo, Divine Lefe Movement (Malang).

Oleh karena agama campursari ini pada hakekatnya identik dengan Kristen, yang juga merupakan agama Godokan antara ajaran Nabi Isa a.s. yang meng-Esakan Tuhan dengan ajaran Hindu Hellenis, maka tidaklah mengherankan jika misi Kristen bergembira ria bila melihat adanya “Sincretisme” dalam Islam.

Menurut Dr. Hendrik Kreamer, seorang misionaris kawakan : Sincretisme dalam Islam merupakan ajaran mempersiapkan jalan bagi orang untuk berjumpa dengan Kristus.

3. Kaum Cendikiawan Muslim yang Buta Agama

Golongan ini di negara-negara Islam pada umumnya memiliki pengetahuan dan kebudayaan yang tinggi dan malahan golongan inilah yang terbanyak. Termasuk golongan ini biasanya para sarjana Hukum, Dokter, Insinyur, Sastrawan, Pendidik, Ekonomi, Politikus, dan lain-lain.

Kaum cendikiawan muslim yang buta agama inilah, aneh tapi nyata, justru menjadi yang terbanyak dan yang berkuasa di negara-negara Islam (di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam). Mereka memang pandai dan teratih dalam menyusun program dan perencanaan, sedangkan yang ahli dibidang agama bodoh dalam masalah itu. Karena posisi itu, mereka dapat mengarahkan seluruh umat Islam kepada kebudayaan (Amerika/Eropa), atau berpikir secara Amerika/Eropa. Dalam seluruh lapangan pemerintahan, merekalah yang menguasainya. Mareka juga yang tampil sebagai wakil-wakil Islam dan kaum Muslimin.

Tergiur dengan kehebatan Negara Barat, maka mereka lebih senang dengan kehidupan gaya barat, atau berpikir, dan memcontoh segala pola-pola Barat. Akibatnya segala persentuhan dengan unsur-unsur Barat akan menjauhkan diri dari Islam sebagai ucapan keta’juban hatinya terhadap Barat.

Inilah pada umumnya yang menjadi pemimpin-pemimpin di dunia Timur. Mereka meng-Islamkan dirinya hanya sebagai kedok belaka untuk mendapatkan dukungan suara kaum Muslimin dalam mempertahankan kedudukannya, tetapi mereka juga menghancurkan Islam secara perlahan-lahani. Mereka inilah yang dicita-citakan oleh gurunya, untuk menghancurkan Islam melalui pabrik-pabrik penghasil manusia Muslim yang anti Islam dan menghasilkan manusia intelektual tetapi tidak bermoral.

4. Penjiplakan Segala Pola Barat dan Kebebasab Seks 

Karena silau dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh dunia Barat, mereka timbullah minat untuk menjiplak, megikuti prinsip hidup dan sistem sosialnya, akibatnya membawa pengaruh dalam hidup dan kehidupan yang cukup luas.

Negara-negara Barat, Amerika dan Eropa sebenarnya sedang menderita penyakit lepra dalam moralitas, tetapi tidak diketahui oleh sebagian dari kita orang Timur. Tubuhnya terus-menerus terpotong-potong dan akhirnya membusuk, hingga seluruh udara telah terkontaminasi wabah penyakit. Sebab musabab penyakit ini ialah kebobrokan moral dan kebebasan hubungan sek yang telah meraja rela di Benua Eropa, Amerika dan telah melampaui batas-batas kehewanan dan kebinatangan.

Tumbuhlah bagi penduduk “terbelakang” akibat penjajahan, dan pada umumnya dihuni oleh umat Islam, usaha menirunya. Mengapa? Karena dianggapnya bahwa itulah gambaran manusia modern.

Dalam bukunya “Wither Islam (Hendak Kemana Islam), Orentalis Barat Har Gibb menegaskan bahwa : “Modernisasi dan westernisasi di Timur itu berarti tunduk kepada format dam sistem pengajaran Barat, agar pangaruhnya meluas dan merajarela di kalangan umat Islam di Timur, dilakukan dengan mendirikan sekolah-sekolah modern dan membentuk opini melalui surat-surat kabar, akan meninggalkan bekas yang mendalam dikalangan umat Islam tanpa mereka keluar dari Islam, namun pada umumnya kelihatan menurut rupa lahir sebagai orang yang tiada beragama dalam arti yang meluas, inilah sebenarnya biji yang akan menjadi benih yang ditimbulkan oleh percobaan-percobaan Barat untuk membawa dunia Islam ke dalam lingkungan peradapan Barat.”

Akibat kaum Muslimin kehilangan arah, kehilangan kompas. Barangkali itulah yang dilukiskan bagaikan unta yang membawa kitab, manusia telah diberikan petunjuk jalan, tetapi manusia tidak mampu menggunakannya.

Islam membenarkan untuk menerima ajaran dari manapun, sarana dan buah pikiran dari siapa saja, sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT.

“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (Az-Zumar : 18).

Akan tetapi, keterbukaan menerima dari luar tanpa fundamen yang kokoh, dirinya akan mengalami bahaya besar, terbawa hanyut ke jurang menyesatkan, karena tidak mampu meyeleksi antara yang baik dan yang buruk. Sebaliknya ketertutupan tanpa adanya argumentasi hanya akan membawa manusia kearah fanatisme berakibat membawa kejenuhan dalam berpikir, tidak bisa melihat dan membandingkan, atau tak mampu mengoreksi diri.

Akibat penjajahan, tampak dalam masyarakat kita, bahwa disatu fihak marasa bangga dengan sikap meniru segala pola datangnya dari Barat agar dirinya dikatagorikan orang modern. Sedangkan disatu pihak lagi menolak mentah-mentah tanpa memandang manfaat dan mudaratnya.

Simpulan

Rakayasa panjang yang melelahkan yang dilakukan dengan susah payah oleh orang-orang kafir orientalis untuk merusak dan memperburuk citra Islam sekaligus menipu umat Islam, menjelang akhir abad 20, mereka kerja siang malam tak henti-hentinya, namun Islam belum bisa mereka robohkan, dan umat Islam belum bisa mereka tipu sejadi-jadinya. Sementara itu penyerangan terhadap umat Islam lewat fisik, senjata yang dimuntahkan dari udara dan daratan serta lautan untuk memusnahkan umat Islam di berbagai belahan dunia ini kadang justru membuat para pengangkat senjata itu sendiri berbalik masuk Islam.

Maka pihak kafirin yang tak henti-hentinya untuk menghancurkan umat Islam ini menemukan kembali pepatah lama, “Memotong kayu harus dengan kayu. ”Maksudnya, memotong kayu adalah dengan kapak, tetapi kapak itu tidak efektif  bila tanpa tangkai kayu. Demikian pula, untuk menghancurkan Islam dan umat Islam tidak cukup efektif bila hanya tenaga-tenaga kafirin belaka. Meski perlu tenaga-tenaga dari umat Islam. Maka dicarilah orang dari dalam Islam itu sendiri yang kira-kira rakus dunia dan begitu sayang kepada Islamnya. Ketemulah. Seperti JIL (Jaringan Islam Liberal) dan lain-lain.

Bermunculanlah orang-orang sewaan kafirin/orientaris yang sudah diberi materi dan senjata untuk meracuni Islam dan dibekali secukupya untuk bertandang menghadapi Islam dan umatnya. Ada yang sudah berlama-lama menghadapi Islam dan umatnya. Ada yang sudah berlama-lama mengabdi kepada orientalis dan memang didikan/asuhan langsung para orientalis di negri-negri kafir Barat atas nama belajar Islam di Barat. Ada juga yang dikader oleh anak buah orientalis, jadi statusnya sebagai generasi cucu orientalis, bukan langsung generasi anak generasi orientalis. Bahkan ada pendatang baru yang baru kemarin sore, namun kadang lebih lantang dibandingkan anak dan cucu orientalis itu sendiri. Mereka maju bersama dengan senjata, materi, bekal dan sangu untuk bertandang sesuai apa yang pernah dilakukan para orientalis atau sesuai perintah kafirin yang membekaliya.

Dalam firman-Nya Allah SWT sudah menegaskan : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti milah (agama, perilaku, pola pikir, dll) mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). ”Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al-Baqarah : 120)

Secara singkat dari ayat di atas nampak jelas Allah SWT sudah menetapkan dalam firman-Nya :  “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (agama, perilaku, pola pikir) mereka.” Sampai kapan pun, dimanapun, pasti orang Yahudi dan Nasrani berupaya sekuad tenaga, berbagai macam cara untuk menghancurkan, memecah belah umat Islam.

Mudah-mudahan umat Islam terhindar dari tingkah sangat buruk yang amat berbahaya dan telah kekecam oleh Allah SWT itu. Hanya Allah lah tempat kita berlindung dan meminta pertolongan. Jauhkanlah kami ya Allah dari segala keburukan, yang lahir maupun yang batin. Amien. Tiada daya dan upaya untuk menghindari aneka keburukan yang mereka sebar-sebarkan itu kecuali dengan pertolongan-Mu, ya Allah.■

Daftar Pustaka

Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, 2004.

Ahmad Jaiz, Hartono, Menangkal Bahaya JIL dan FLA, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2004, Cet. ke-3.

_______, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Jakarta : Pustaka Al-Kautsa,  2004, Cet. ke-8.

_______, Jejak Tokoh Islam dalam Kristenisasi, Jakarta : Darul Falah, 2004, Cet. ke-1.

Asyarie, Sukmadjaja dan Yusuf, Rosy, Indeks Al-Qura’an, Bandung, Pustaka, 2003.

Al-Qaradwi, Yusuf, DR., Kebangkitan Gerakan Islam Dari Masa Transisi Menuju Kemenangan, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003, Cet. ke-2.

Quthb, Muhammad, Jahiliyah Abad Dua Puluh Mengapa Umat Islam di Benci ?, Bandung : Mizan, 1996, Cet.ke-9

Media Dakwah, Juli 1994.

Media Dakwah, Juli 1995.

Majalah Sabili, Edisi 26 TH XI, 16 Juli 2004